Jumat, 08 Maret 2013

Hari Terakhir :'(


Hari itu pasti bukanlah hari yang diinginkan banyak orang termasuk aku dan teman yang lain. Hari itu tepatnya 13 november beberapa tahun yang lalu merupakan hari yang benar-benar tidak aku inginkan.
Hari itu merupakan hari terakhir aku dan teman-teman bisa melihat dia teman kami tersayang.
Kesedihan itu diawali di hari sebelumnya yaitu 12 november, saat itu kami masuk sekolah seperti biasanya kecuali dia teman kami. Dia tidak hadir hari itu, terdengar kabar bahwa dia sedang sakit. Kami pun sedikit khawatir. Sempat terdengar kabar bahwa dia sedang koma di rumah sakit, awalnya kami tidak percaya karna baru saja kemarin kami berjumpa dengannya dan dia baik-baik saja. Sekolah pun berakhir seperti biasa sampai kami pulang kerumah masing-masing.
Malam pun tiba, telefon rumah ku berdering. Oh ternyata temanku yang menelefon. Dengan suara yang sedikit bergetar dia menyampaikan kabar bahwa dia teman kami yang tadi tidak masuk sekolah benar-benar koma di rumah sakit. Abang teman kami itu sendirilah yang memberikan kabar kalo dia teman terbaik kami koma dirumah sakit dan keluarganya menginginkan agar kami datang ke rumah sakit untuk melihat keadaannya dan mencoba memberi semangat dan doa. Dengan segera kami pun berkumpul di rumah sakit untuk melihat keadaannya. Aku dan seorang temanku tiba lebih dahulu dari yang lain. Kami langsung berjumpa dengan keluarganya dan langsung masuk ke ruang ICU melihat keadaan teman terbaik kami itu.
Ku lihat dia disana terbaring lemah tak sadarkan diri hanya dibantu oleh alat-alat medis. Di sebelahnya ada kakak dan ibu nya yang sudah berlinangan air mata dengan terus membacakan doa dan yasin serta mencoba terus berbicara di telinganya dan mengatakan bahwa kami teman-temannya datang untuk memberikan semangat dan  mengajaknya sekolah serta bermain seperti biasa lagi. “Bangun dek, ayo adek bangun ini ada kawan-kawan adek. Orang ini datang semua mau ngeliat adek, adek bangun yaa”. Kata-kata itulah yang terus terlontar dari mulut kakaknya sambil terus membacakan doa. Aku dan temanku pun gak sanggup menahan air mata dan kami juga menangis melihat kondisinya itu. Sungguh berbeda dengan dia yang biasanya, yang selalu kuat dan ceria. Hari itu dia tidak berdaya. Aku dan temanku sudah gak sanggup lagi melihatnya, kami pun keluar dan bergantian dengan teman yang lain untuk melihat keadaannya. Kami bergantian memasuki ruangan itu untuk melihat keadaannya. Dan semua yang keluar selalu berlinangan air mata, gak sanggup melihat teman kami terbaring lemah seperti itu. Ya Allah ntah mengapa dia tiba-tiba bisa seperti itu. Hari pun semakin larut, kami semua pulang ke rumah masing-masing karna besoknya harus bersekolah kembali.
Keesokan hari kami masuk sekolah seperti biasa hanya saja kali ini dengan muka yang tidak biasa mengingat kejadian tadi malam. Seluruh sekolah sudah mengetahui kabar tersebut termasuk wali kelasnya. Saat pelajaran berlangsung, tiba-tiba seorang teman dari kelasnya berlari dan memasuki kelas kami dan langsung menjumpai wali kelas mereka itu. Anak itu membisikkan kabar bahwa dia teman terbaik kami itu sudah tiada. Spontan ibu guru itu langsung menangis dan berlari keluar kelas. Kami yang mendengar kabar itu juga langsung menangis dan berlari keluar kelas untuk menjumpai teman yang lain. Kami semua menangis terisak-isak dan saling berpelukan mengenang teman baik kami itu.
Sekolah pun dibubarkan lebih awal karna kejadian itu. Aku dan teman-temanku segera pulang untuk memberi kabar ke keluarga kami dan bersiap-siap untuk pergi kerumah dia teman terbaik kami itu. Tidak berapa lama aku tiba dirumah, salah seorang teman memberikan kabar bahwa dia teman kami masih ada masih bisa diselamatkan. Dengan harapan dia dapat sembuh, aku dan keluargaku pun langsung pergi kerumah sakit untuk melihat kebenaran berita tersebut.
Setibanya di rumah sakit, aku langsung berlari menjumpai temanku yang lain dan dengan segera masuk ke ruang ICU untuk melihat keadaannya. Harapanku mengenai kesehatannya semakin berkurang karena melihat ayah dan keluarganya yang menangis dan tak bisa berkata-kata lagi. Aku terus menangis melihat kondisi teman terbaikku itu. Kulihat disana ada sebuah alat yang memberitahu detak jantung pasien. Aku terus memperhatikan alat itu dan angka yang menunjukkan detak jantung itu terus menurun menandakan detak jantungnya semakin berkurang. Aku gak sanggup melihatnya, aku keluar dari ruangan itu dan terus menangis.
Kulihat teman yang lain bergantian masuk ke ruangan itu, dan tiba saatnya teman terakhir yang keluar dari ruangan menangis terisak dan susah untuk bicara. Akhirnya dia mengatakan pada saat dia didalam ruangan melihat keadaan teman terbaik kami itu, dia melihat detak jantungnya yang terus menurun hingga akhirnya angka menunjukkan angka 0. Tidak ada detak jantung lagi, dengan bantuan alat lainpun detak jantung tetap tidak ada. Ya allah kami semua menangis mendengarnya. Dia telah tiada, ya teman terbaik kami itu sudah pergi ke sisi-Nya. Kami semua yang berada didepan ruangannya hanya menangis dan terdiam melihat jenazahnya dibawa keluar ruangan itu.
Kami semua langsung beramai-ramai pergi kerumah almarhum untuk menyambut jenazahnya yang diantarkan oleh ambulan rumah sakit.
Hari itu seperti hanya mimpi, kami masih gak nyangka kalo itu benar-benar terjadi. Dia telah dipanggil pulang terlebih dahulu oleh Allah. Mungkin karna sifatnya yang sangat baik itu, Allah tidak mau sampai dia berbuat hal yang salah jadi Allah memanggilnya terlebih dahulu untuk berpulang ke sisi-Nya.
Tiada lagi kebaikan darinya, tiada lagi senyum serta tawa darinya, tiada lagi keceriaan yang selalu dibawanya. Tiada lagi kebahagiaan yang selalu disebarkannya. Dia telah pergi. Tenanglah kamu disana teman, doa kami selalu menyertaimu teman :’(

Tidak ada komentar: